Sabtu, 15 Februari 2014

Tugas Individual 9 b



JUDUL :           Peran TIK dalam Pembelajaran Jarak Jauh

PENDAHULAN
Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus batas jarak, tempat, ruang dan waktu. Pengaruhnya pun meluas ke berbagai kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pendidikan tidak antipati atau alergi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, namun sebaliknya menjadi subyek atau pelopor dalam pengembangannya. Pendidikan merupakan suatu proses akademik yang tujuannya untuk meningkatkan nilai sosial, budaya, moral, dan agama, serta mempersiapkan pembelajar menghadapi tantangan dan pengalaman dalam kehidupan nyata. Pendidikan merupakan komunikasi terorganisasi dan berkelanjutan yang dirancang untuk menumbuhkan kegiatan belajar pada diri pembelajar. Pembelajar mampu mengembangkan kemampuannya menemukan, mengelola, dan mengevaluasi informasi dan pengetahuan untuk memecahkan masalah pada dunia yang nyata dan ikut serta secara aktif dalam kegiatan bermasyarakat di lingkungannya. Untuk itu diperlukan proses pembelajaran yang efektif dan efisien yang menjadikan pembelajar menyerap informasi dan pengetahuan serta teknologi yang dipelajarinya sebagai bagian dari dirinya.
            Pemanfatan teknologi dalam sistem pembelajaran menimbulkan pembelajaran berbasis elektronik sebagai hasil teknologi. Salah satu aplikasi teknologi adalah teknologi informasi dan komunikasi. Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi ini yang telah mengubah sistem pembelajaran pola konvensional atau tradisional menjadi pola bermedia, diantaranya media komputer dengan internetnya yang memunculkan e-learning. Pada pola pembelajaran bermedia ini, pembelajar dapat memilih materi pembelajaran berdasarkan minatnya sendiri, sehingga belajar menjadi menyenangkan, tidak membosankan, penuh motivasi, semangat, menarik perhatian dan sebagainya.
Pengaruh gabungan kondisi geografis, pertumbuhan, dan sebaran penduduk telah mendorong para pengambil kebijakan di bidang pendidikan untuk menjadikan sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh sebagai alternatif untuk mengatasi pemerataan kesempatan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi penyelenggaraan pendidikan antarwilayah, antarpulau, dan antarkelompok penduduk usia sekolah maupun penduduk usia diluar sekolah.
Salah satu indikator yang kurang menggembirakan tentang mutu SDM di Indonesia dapat dilihat dari UNDP (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari tingkat penencapaian pendidikan, kesehatan, dan pendapatan per kepala yang cenderung menurun antar waktu. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan ke-102 pada tahun 1996, ke-99 pada tahun 1997, ke-105 pada tahun 1998, ke-109 pada tahun 1999. Data yang dilaporkan pada The World Economic Forum (2000) mengaindikasikan bahwa indonesia memiliki daya saing yang rendah yaitu urutan ke-37 dari 57 negara yang di survey dunia. Rendahnya indeks daya saing tersebut mengisyaratkan terobosan pendidikan dalam pemerataan kesempatan dan peningkatan mutu pendidikan. Salah satu kebijakan nasional adalah peningkatan intensitas pemanfaatan sistem pendidikan jarak jauh pada semua jalur, jenjang dan jenis pendidikan.
Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi akan berjalan efektif jika peran pengajar dalam pembelajaran adalah sebagai fasilitator pembelajaran atau memberikan kemudahan pembelajar untuk belajar bukan hanya sebagai pemberi informasi. Pengajar bukan satu-satunya sumber informasi yang disampaikan. Pengajar tidak hanya mengajar mentransfer ilmu pengetahuan, akan tetapi juga dapat belajar dari pembelajar. Pengajar bukan instruktur yang memberikan perintah atau mengarahkan kepada pembelajar, melainkan menjadi mitra belajar (partner) sehingga memungkinkan pembelajar tidak segan untuk berpendapat, bertanya, atau bertukar pendapat dengan pengajar. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi merupakan bimbingan dari pengajar untuk memfasilitasi pembelajaran pembelajar dengan efektif. Pengajar memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya dan menciptakan kondisi bagi pembelajar untuk mengembangkan cara-cara belajarnya sendiri sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, bakat, atau minatnya. Pengajar pun berperan sebagai pemrogram, yaitu selalu kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya inovatif berupa program atau perangkat keras/lunak yang akan digunakan untuk membelajarkan pembelajar. Peran pembelajar dalam pembelajaran bukan obyek yang pasif yang hanya menerima informasi dari pengajar, namun lebih aktif, kreatif, dan partisipatif dalam proses pembelajaran. Pembelajar tidak hanya mengingat fakta-fakta atau mengungkapkan kembali informasi yang diterimanya dari pengajar, namun mampu menghasilkan atau menemukan berbagai informasi atau ilmu pengetahuan. Pembelajaran yang dilakukan pembelajar tidak hanya kegiatan perorangan (individual), namun juga pembelajaran berkelompok secara kooperatif dengan pembelajar lainnya.
Pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi berlangsung bukan hanya terjadi di satu tempat seperti di sekolah atau perguruan tinggi, melainkan dapat dilakukan di banyak tempat yang berbeda. Pembelajaran pun tidak hanya terdiri dari satu orang saja, melainkan banyak melibatkan orang. Setiap pembelajar dapat belajar pada tempat dan waktu yang berbeda-beda. Cara belajar dari pembelajar yang tidak terbatas dengan waktu dan tempat itulah yang disebut dengan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi. Untuk itulah lahirlah model-model pembelajaran seperti computer based learning yang memunculkan pembelajaran jarak jauh.
Teknologi informasi dan komunikasi memiliki peran yang penting dalam kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang, termasuk dalam bidang pendidikan. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan telah memicu kecenderungan pergeseran dari pembelajaran konvensional secara tatap muka ke arah pembelajaran jarak jauh yang dapat diakses dengan menggunakan media, seperti komputer, multimedia dan internet tanpa dibatasi jarak, tempat, dan waktu oleh siapa pun yang memerlukannya. Apalagi dengan masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan akan lebih bersifat terbuka dan dua arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja yang kompetitif.
Saat ini masyarakat Indonesia dianggap belum sepenuhnya mampu memanfaatkan perubahan pengetahuan dan teknologi yang berlangsung terus menerus, sebagai potensi utama untuk menggerakkan kemajuan masyarakat di berbagai aspek kehidupan. Dengan demikian sistem pendidikan di Indonesia diharapkan mampu secara terus menerus memfasilitasi dan melakukan penyesuaian yang diperlukan untuk menjawab kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Pendidikan diharapkan dapat menyiapkan peserta didik untuk mampu mengembangkan diri mereka menjadi masayarakat yang berbudaya, dengan cara menciptakan atmosfer pendidikan yang mendukung dan proses-proses pembelajaran lain yang kreatif yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang mencerahkan.
Strategi Depdiknas untuk mencapai visi dengan meluaskan akses ke semua jenjang, jenis dan bentuk  pendidikan bagi masyarakat yang memerlukannya. Perluasan tersebut dicapai bukan hanya dengan membangun institusi pendidikan baru tetapi dengan meluaskan kapasitas institusi yang telah ada. Salah satu cara perluasan tersebut adalah dengan mengizinkan institusi pendidikan dan pelatihan untuk menerapkan sistem dual mode, yaitu pendidikan tatap muka dan jarak jauh yang keduanya menerapkan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran di samping mengembangkan kemampuan TIK sebagai bidang studi. Institusi pendidikan dan pelatihan diharapkan mampu mengembangkan berbagai program pendidikan formal maupun non formal, termasuk politeknik, vokasional, profesional, serta program yang menunjang kegiatan belajar seumur hidup bagi masyarakat yang menginginkannya.
Masalah dan hambatan yang dihadapi dalam jatuh beberapa kategori yang berbeda, biaya dan motivator, hubungi umpan balik dan guru, dukungan siswa dan layanan, keterasingan dan isolasi, kurangnya pengalaman, dan pelatihan. Lebih dari pelajar tradisional, pembelajar jarak lebih cenderung memiliki rasa tidak aman tentang belajar. Ketidakamanan ini didirikan dalam isu-isu yang terkait pribadi dan sekolah seperti biaya keuangan studi, gangguan kehidupan keluarga, dirasakan tidak relevan studi mereka dan kurangnya dukungan dari atasan. Tekanan-tekanan ini sering mengakibatkan tingkat putus sekolah lebih tinggi daripada di antara siswa tradisional.
Sebuah wilayah kedua keprihatinan bagi siswa jarak adalah kurangnya umpan balik yang dirasakan atau kontak dengan guru. Karena tidak ada harian atau mingguan untuk menghadapi muka kontak dengan guru, siswa dapat mengalami kesulitan dalam evaluasi diri. 
Sebuah wilayah ketiga yang menjadi perhatian bagi siswa jarak adalah kurangnya dukungan dan layanan seperti menyediakan tutor, perencana akademik dan penjadwal, dan bantuan teknis. Isolasi yang hasil dari proses pembelajaran jarak jauh dapat menyulitkan proses belajar bagi siswa dewasa. Dukungan untuk peserta didik jarak tidak boleh diabaikan ketika merencanakan program jarak jauh. Siswa perlu tutor dan perencana akademik untuk membantu mereka menyelesaikan program tepat waktu dan untuk bertindak sebagai sistem pendukung ketika stres menjadi masalah. Teknologi pertimbangan biaya dan dapat menjadi sumber masalah anggaran, namun, siswa dukungan untuk pembelajar jarak harus didahulukan.
Sebuah wilayah Masalah keempat adalah perasaan keterasingan dan isolasi dilaporkan oleh siswa jarak. Siswa dari semua jenis ingin menjadi bagian dari komunitas sekolah yang lebih besar, dan hanya anggota dari kursus "korespondensi". Untuk siswa tradisional, ini merupakan bagian penting dari kehidupan sosial mereka.
Masalah lain yang dihadapi oleh siswa adalah kurangnya pelatihan siswa, terutama mengacu pada masalah teknis. Siswa dewasa banyak yang tidak berpengalaman dalam penggunaan teknologi seperti komputer dan Internet.  Menggunakan media elektronik dalam pembelajaran jarak jauh secara tidak sengaja dapat mengecualikan siswa yang tidak memiliki komputer atau keterampilan menulis. Keterampilan ini diperlukan jika teknologi komputer digunakan. Siswa biasanya akan ditawarkan volume elektronik berbasis informasi.  Menggunakan informasi ini akan menjadi masalah bagi beberapa mahasiswa non-teknis.  Mereka harus diajarkan bagaimana mengelola, tidak hanya waktu belajar mereka, tetapi bahan yang disajikan juga.
Masalah tersebut menyangkut pada cara pembelajaran jarak jauh yang berbasis pada teknologi dan media pembelajaran yang digunakan. Yang menjadi masalah terpenting adalah kebanyakan dari para peserta didik yang belum menguasai media secara optimal sebagai sarana belajar jarak jauh. Dan juga tidak adanya peran guru sebagai motivator disamping tugasnya sebagai pentransfer materi.
Stromquist dan Monkman (2000) menyatakan bahwa proses globalisasi (mencakup persyaratan keterampilan dari kemajuan teknologi) telah menciptakan iklim dimana pengaruh bisnis menyertai nilai serta norma-norma yang sedang menyebar di seluruh dunia. Di Era Globalisasi ini Internet merupakan media yang sangat cepat dalam perkembangannya. Semua Informasi tersedia di Internet dan dapat diakses oleh siapa saja dengan mudah, fleksibel, cepat, dan akurat. Hal inilah yang melandasi adanya ide untuk memanfaatkan Internet sebagai media pembelajaran dalam rangka memajukan pendidikan di Indonesia.
Istilah E–Learning merupakan gabungan dari dua kata yaitu E yang merupakan singkatan dari Electronic (Elektronik) dan Learning (Belajar). Jadi E–Learning adalah Belajar dengan menggunakan bantuan alat Elektronik. Lebih jelasnya E-Learning adalah suatu proses belajar mengajar antara pengajar dengan muridnya tanpa harus bertatap muka satu sama lain. Hal itu dikarenakan bantuan alat elektronik (tepatnya PC) yang terkoneksi dengan Internet sehingga siswa dapat belajar di manapun dan kapanpun tanpa harus datang ke kampus atau ke sekolah.
Antusias pelajar / mahasiswa terhadap penerapan E-Learning dalam proses pembelajaran merupakan kendala tersendiri dalam pengembangan aplikasi E-Learning di Indonesia. Hal itu juga dilandasi oleh beberapa faktor, diantaranya banyak pelajar yang tidak mau tahu dengan perkembangan Internet saai ini, mahalnya biaya penggunaan Internet bagi ukuran kantong pelajar, dan masih banyak faktor lain yang melandasinya.
Penerapan E-Learning di Indonesia akan berjalan dengan baik jika faktor yang menghambatnya dapat teratasi. Dari pihak universitas harus berusaha bagaimana caranya dapat membangun jaringan E-Learning dan menarik minat mahasiswa untuk menggunakannya dengan cara menyediakan fasilitas untuk penggunaan E-Learning. Dari pihak mahasiswa sendiri harus lebih berfikir lagi untuk tidak menggunakan E-Learning karena hal itu akan sangat merugikan diri sendiri.
Masalahnya bagaimana pembelajaran jarak jauh mempunyai peran dalam mengembangkan dunia dan menggambarkan bagaimana teknologi informasi dan komunikasi bisa mengurangi “perpindahan tenaga akhir” dan membuka pintu untuk kelompok orang yang terisolasi. Kualitas dalam pendidikan global secara umum mengacu pada pemeliharaan standar yang konsisten. Konsep kualitas sering diterjemahkan menjadi proses belajar yang dapat diukur oleh alat-alat pengetesan yang standar. Alat-alat yang tersedia dapat melakukan pekerjaan yang baik dalam mengukur nilai dalam pendidikan, atau persyaratan-persyaratan untuk mengukur benar-benar mengendalikan yang diajarkan. Dengan globalisasi dan penciptaan belajar yang terdistribusi membutuhkan kepercayaan bidang pendidikan untuk melewati batasan-batasan dalam cara-cara dan kualitas sebagai topik penting.


PEMBAHASAN ATAU PEMECAHAN MASALAH
                Pembelajaran jarak jauh (juga disebut juga pendidikan jarak jauh) merupakan pembelajaran yang diberikan kepada peserta atau siswa yang tidak berkumpul bersama di satu tempat secara rutin untuk menerima pelajaran secara langsung dari instruktur. Bahan-bahan dan instruksi-instruksi detail yang bersifat khusus dikirimkan atau disediakan untuk para peserta yang selanjutnya melaksanakan tugas-tugas yang akan dievaluasi oleh instruktur. Dalam kenyataannya dapat dimungkinkan instruktur dan peserta tersebut terpisah tidak hanya secara geografis namun juga waktu.
Melalui teknologi informasi dan komunikasi, ada suatu peningkatan keterhubungan orang dalam bidang pendidikan. Lingkungan pendidikan global dipandang dalam beberapa hal untuk menjadi jawaban terhadap kemiskinan dan permasalahan lain melalui meningkatnya peluang belajar yang terdistribusi. Globalisasi pendidikan mendorong ke arah homogenitas, memudarnya otonomi, budaya, dan kemanusiaan. Globalisasi, perubahan sosial, dan pendidikan globalisasi merupakan konsep yang berhubungan dengan kemajuan teknologi yang mempunyai dampak terhadap pemahaman tentang pendidikan.
Sistem pembelajaran jarak jauh ini merupakan suatu perubahan besar dalam dunia pendidikan. Perkembangan komputer dan media komunikasi telah menghapus batasan ruang dan waktu yang ada. Terobosan ini membuat kita dapat mendapatkan ilmu pengetahuan dimanapun dan kapanpun (anytime-anywhere). Meskipun pembelajaran jarak jauh bukanlah hal yang baru, ia belum menerima hormat di masyarakat akademik karena jumlah dan keseriusan masalah yang disajikan di sini. Pertumbuhan dramatis dari populasi pelajar dewasa adalah membuat pembelajaran jarak jauh pilihan yang semakin populer teknik pembelajaran. Studi lebih lanjut tentang demografi siswa dan motivator akan membantu target populasi pelajar dewasa dan akan membantu lembaga mengembangkan bahan kursus dan teknik tepat. Pengawasan dekat masalah intrinsik dalam pendidikan jarak jauh akan membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh mahasiswa dan fakultas. Memahami dan mengurangi masalah-masalah teknologi yang penting, terutama dengan ekspansi yang cepat dari teknologi. Penelitian lebih lanjut ke teknik pengembangan tentu saja akan membantu lembaga-lembaga pembelajaran yang memahami metode kerja terbaik di kelas pembelajaran jarak jauh.
JW.keegan melakukan penelitian mengenai praktek penyelenggaraan dan definisi pendidikan terbuka dan jarak jauh yang digunakan di berbagai Negara di dunia. Dia melakukan analisis dan menelaah di berbagai definisi yang hampir sama, mulai dari definisi Doamen (1967), Meckenzie, Christense; dart Rigby (1968); Undang-Undang Pendidikan Perancis (1971); Peters (1973), Holmberg (1977) dan membuat sintese mengenai definisi-definisi tersebut. Menurut dia ada enam unsur dasar pengertian pendidikan terbuka dan jarak jauh, yaitu:
  • Terpisahnya guru dan siswa. Karakteristik inilah yang membedakan pendidikan terbuka dan jarak jauh dari pendidikan konvensional;
  • Adanya lembaga yang mengelola pendidikan terbuka dan jarak jauh. Hal ini yang membedakan orang yang mengikuti pendidikan terbuka dan jarak jauh dari orang yang belajar sendiri;
  • Digunakannya media sebagai sarana untuk menyajikan isi pelajaran;
  • Diselenggarakannya sistem komunikasi dua arah antara guru dan siswa atau antara lembaga dan siswa sehingga siswa mendapatkan manfaat dirinya. Dalam hal ini siswa dapat berinisiatif untuk terjadinya komunikasi itu.
  • Pada dasarnya pendidikan terbuka dan jarak jauh itu bersifat pendidikan individual. Pertemuan tatap muka untuk melengkapi proses pembelajaran berkelompok maupun untuk sosialisasi dapat bersifat keharusan (compulsory), pilihan (optional), ataupun tidak ada sama sekali tergantung kepada organisasi penyelenggaranya.
Dalam pembelajaran jarak jauh memiliki karakteristik yakni keterpisahaan fisik antara pengajar dan pebelajar yang pada umumnya mengurangi interaksi langsung, peserta didik harus aktif dalam aktivitas belajar baik secara individu maupun kelompok belajar, dan terdapat beberapa macam media dalam penyampaian materi antara pengajar dengan pebelajar.
Sedangkan Cal W. Downs berpendapat, komunikasi merupakan gabungan 3 kriteria :
1. pentingnya mutu pesan dan penyajiannya. Kejelasan, waktu,konsistensi, panjangnya, dan minat yang saling membutuhkan membentuk suatu daftar karekteristik yang diinginkan.
2. pencapaian hasil-hasil yang diinginkan. Memberitahukan, menilai, menginstruksikan dan mempengaruhi
3. keaktifan harus mempertimbangkan dari segi waktu. Karena hal yang usang berasal dari yang baru pada waktunya.
         
                Media yang Digunakan Dalam Pembelajaran Jarak Jauh;
1.    Siaran Radio
Hampir semua orang telah mengenal radio sebagai sebuah alat yang mampu menyampaikan berbagai informasi , melantunkan musik dan lagu bahkan berita, , tetapi tidak semua orang mengetahui bahwa program radio disiarkan melalui gelombang elektromagnetik. Ketika kita mendengarkan radio, kita mendengar sinyal elektronik yang menyiarkan, atau dikirim melalui udara, terdapat frekuensi AM dan FM.
Sementara untuk dapat menebus daerah lain yang berada di uar daerah pancarnya, diperlukan stasiun relay. Sistem Relay mampu menghubungkan satu transmitter dengan stasiun lainnya sehingga mempeluas daerah jangkauan daerah siaran.
Keunggulan:
  • Biaya. Dibandingkan dengan media komunikasi massa lain misalnya televisi, biaya  penyelenggaraan media radio jauh lebih murah dengan kemampuan jangkauan daerah yang sama luasnya. Hal ini masih digunakan di negara-negara berkembang dan di daerah lain dimana ada kendala geografis atau ekonomi pada teknologi yang bisa diterapkan.
  • Fleksible. Media audio sangat fleksibel dan dapat memiliki efek yang kuat, dramatis, terutama untuk menyampaikan musik, diskusi, dan bercerita.
  • Imajinasi stimulator. Kemampuannya untuk menstimulasi imajinasi pendengar karena radio adalah media audio saja, pendengar bebas menggunakan imajinasi mereka untuk menciptakan gambar.
Keterbatasan : 
  1. Karakteristik. Keterbatasan utama media radio terletak pada karakteristik media ini yang dikenal sebagai media sekali dengar, artinya bila pendengar tidak mendengar atau tidak mengerti informasi yang disajikan, maka informasi tersebut tidak dapat didengar lagi kecuali melalui siaran ulangan.
  2. Jadwal siaran. Masalah jadwal siaran atau rekaman program bagi para pengajar. Umumnya  para pengajar sulit mengikuti jadwal ketat yang diberikan  oleh stasiun siaran atau studio rekaman.
  3. Tingkat interaksi. Interaktivitas  yang  sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh juga merupakan keterbatasan dari media radio. Tingkat interaktivitas media radio sangat  rendah karena pada dasarnya media radio merupakan media komunikasi satu arah. Perkembangan teknologi telah memungkinkan adanya interaksi dalam tingkat tertentu dengan menggunakan telepon. Hal ini memberikan warna baru dalam penyelenggaraan siaran langsung yang bersifat interaktif dapat  dilakukan.
2.    Telekonfrensi Audio
Telekonferensi audio (audio teleconference) pada dasarnya merupakan perluasan atau perpanjangan dari pemanfaatan telepon biasa. Kemajuan komunikasi dua arah yang terjadi dalam sebuah telekonferensi audio umumnya dilakukan secara langsung dengan menggunakan saluran telepon maupun satelit.
Keunggulan:
Telekonferensi audio memiliki beberapa keunggulan sebagai beirkut:
  • Biaya efektif. Sekolah dapat mengundang guru ke dalam kelas untuk terlibat dalam dialog dengan siswa. Telekonferensi audio sering dilihat sebagai cara yang efektif untuk mengadakan pertemuan atau sesi pelatihan tanpa mengorbankan waktu dan uang.
  •   Mudah digunakan. Bentuk yang paling mudah diakses telekomunikasi karena menggunakan layanan telepon. Perusahaan telepon telah memudahkan untuk mengatur telekonferensi audio dari telepon manapun
  •   Interaktif. Tingkat interaktivitas dalam pemanfaatan telekonferensi audio ini tinggi, sehingga memungkinkan peserta dan narasumber atau instruktur dapat saling berbicara satu dengan yang lain.
Keterbatasan
Kurangnya informasi visual. Tidak mampu menyajikan materi yang bersifat visual. Kendala ini dapat diatasi dengan mempersiapkan materi yang bersifat visual di lokasi konferensi sebelum kegiatan dimulai.
Miskin audio. Penerimaan suara kurang baik. Pada komunikasi audio jarak jauh kendala kurang baiknya kualitas radio sering ditemukan. Untuk mengatasi kendala ini, penyelenggara perlu memperhatikan peralatan microphone-amplifier khusus disetiap lokasi.
Mengintimidasi. Kurangnya pengalaman dengan jenis teknologi komunikasi dapat membuat beberapa peserta enggan untuk berpartisipasi dalam kegiatan konferensi audio.
Peralatan yang diperlukan
  • Untuk telekonferensi yang memhubungkan satu narasumber dan satu kelompok, maka peralatan yang dibutuhkan adalah pesawat telepon biasa untuk narasumber, sedangkan untuk kelompok dibutuhkan tambahan peralatan berupa speaker telepon.
  • Sementara untuk menghubungkan dua atau lebih kelompok peserta konferensi maka dibutuhkan peralatan amplifier microphone khusus pada tiap lokasi. Peralatan ini diperlukan untuk memastikan bahwa suara yang didengar cukup jelas.
  • Selain itu, dibutuhkan peralatan yang disebut dengan brigde yang merupakan sistem elektronik yang menghubungkan suara dari seluruh lokasi yang mengikuti konferensi tersebut, menyeleraskan level suara, memfilter gangguan-gangguan, dan memperhatikan masalah tidak tersambungnya hubungan telepon.
3.    Siaran Televisi
Televisi dikenal sebagai media yang mampu menyajikan beragam informasi dalam bentuk suara dan gambar secara bersamaan. Dengan perkembangan teknologi yang luar biasa, sistem pemancaran dan penerimaan tayangan televisi dapat dilakukan dengan berbagai macam sistem, antara lain : broadcast transmission, closed-circuit television (CCTV), Tv-Cable, satellite transmission. Walaupun sistem pemancaran dan penerimaan siaran televisi tidak berpengaruh kepada informasi atau program yang disiarkan, masing-masing sistem memiliki cara kerja yang berlainan.
Karakteristik Media Televisi
Pemanfaatan media televisi sebagai alat penyampai materi pendidikan telah cukup dikenal, namun sejauh mana media televisi ini dapat berperan dalam pendidikan jarak jauh merupakan fokus yang menarik untuk ditelaah. Secara umum, media televisi ini dapat dilihat sebagai media yang sarat dengan informasi audio dan visual yang secara simultan disajikan. Dari sisi pembelajaran, media televisi pendidikan dikenal sebagai media yang memiliki kekuatan audio visual yang mampu memberikan pemahaman mengenal konsep-konsep abstrak.
Keunggulan
  • Menjangkau sasaran didik dalam jumlah yang besar sekaligus secara bersamaan.
  • Menyajikan berbagai informasi dalam bentuk audio, visual dan gerak sekaligus. Variasi visual yang mampu disajikan melalui media televisi ini memberikan peluang untuk menyajikan program yang menarik dan imajinatif, yang tentunya akan menstimulasikan dan memotivasi peserta didik dalam segala usia dan tingkat pendidikan.
  • Mampu menyajikan pengalaman dan mendokumentasikan kejadian nyata.
  • Menjembatani peserta didik dengan institusi pembelajaran jarak jauh. Kehadiran program televisi yang menampilkan pengajar-pengajarnya melalui layar kaca akan mengurangi rasa kesendirian yang umumnya dirasakan oleh peserta didik.
Keterbatasan:
  • Biaya pengadaan peralatan dan pembuatan program televisi relatif mahal.
  • Pembuatan program relatif tidak mudah dan lama.
  • Media televisi bersifat konstan, artinya tidak dapat dihentikan atau diputar ulang apabila peserta didik tidak memahami materi yang ditayangkan.
  • Waktu penayangan terbatas sehingga apabila peserta didik tidak mengikuti siaran pada saat ditayangkan, maka mereka kehilangan kesempatan untuk mengikuti program. Untuk itu, diperlukan informasi jadwal jauh sebelum waktu penayangan sehingga peserta didik siap mengikuti siaran.
  • Tingkat interaktivitas media televisi sangat rendah karena media ini merupakan media komunikasi satu arah. Dalam tingkat tertentu, interaksi dapat dilakukan dengan menggunakan telpon, namun penyelenggaraan siaran langsung dalam SPJJ mengalami banyak kendala.
4.    Komputer dan Internet
Komputer hingga saat ini merupakan satu-satunya media yang  memiliki teknologi yang berkemampuan interaktif. Kebutuhan akan kehadiran media komputer dalam dunia pendidikan ini sangat terasa.
Hal ini disebabkan oleh karakteristik media komputer, antara lain:
  • Memungkinkan terjadinya interaksi antara peserta didik dan materi pembelajaran,
  • Memungkinkan terjadi proses belajar mandiri sesuai dengan kemampuan belajar peserta didik,
  • Mampu menampilkan unsur audio visual,
  • Dapat memberikan umpan balik,
  • Menciptakan proses belajar berkesinambungan.
Dengan kemajuan teknologi, pemanfaatan komputer dalam proses pembelajaraan tidak hanya terbatas pada penggunaan stand alone, tetapi dapat pula dilakukan dalam bentuk jaringan, yang dikenal dengan internet. Jaringan komputer telah memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang lebuh luas, interaktif, dan lebih fleksibel. Jaringan ini mampu menghubungkan beratus ribu jaringan komputer. Dengan kemampuan ini, internet dapat menjadi media komunikasi dalam proses pembelajaran jarak jauh, sekaligus dapat berperan sebagai sumber pembelajaran.
Keunggulan:
Konferensi melalui internet memiliki keunggulan antara lain sebagai berikut:
  • Dapat menjangkau peserta yang tidak terbatas jumlahnya pada saat bersamaan.
  • Tidak dibatasi oleh ruang, waktu dan bahkan teritorial negara.
  • Mampu menyajikan teks, gambar, animasi, suara dan video dengan kecepatan yang relatif tinggi.
  • Mampu melakukan link ke berbagai lokasi (site) lain di dunia.
  • Interaktifitas sangat tinggi
Keterbatasan:
Konferensi melalui internet memiliki keterbatasan  antara lain sebagai berikut:
  • Membutuhkan keterampilan menggunakan komputer (computer literacy)
  • Pulsa internet relatif masih mahal;
Peralatan yang diperlukan
  • Unit komputer yang terhubung ke internet
  • Line telepon
  • Modem
  • Peralatan Local Area Network (seperti HUB, LAN Port, dll)
  • Computer Speaker
  • Camera
                Beberapa peran teknologi informasi dan komunikasi yang dapat memfasilitasi pembelajaran jarak jauh adalah:
a. Asynchronous discussion. Pada pembelajaran online, para pembelajar dapat menggunakan waktu disesuaikan dengan kebutuhannya masing-masing di dalam merefleksikan, berdiskusi dan memberikan komentarnya. Kondisi ini dapat meningkatkan kualitas diskusi dan merubah psikologi dan sosiologi komunikasi. Selain itu dapat mengembangkan strategi yang berbeda di dalam pemecahan masalah diantara para pembelajar.
b. Instructor control of online conference and roles. Dengan konferensi online, pengajar dapat mengendalikan keanggotaan setiap pembelajarnya, peran pembelajar, dan memungkinkan memantau pelaksanaan diskusi. Beberapa kelompok dapat pula mengembangkan online sendiri di dalam berdiskusi lebih lanjut ataupun di dalam berdiskusi dalam melaksanakan tugas, sehingga dapat memfasilitasi suatu team work.
c.  Questions and answer communication protocol. Pengajar dapat melontarkan pertanyaan selama diskusi berlangsung. Pengajar dapat mengendalikan siapa yang sudah menemukan jawabannya dengan mencegah pembelajar lainnya untuk dapat mencontek, sampai mereka sendiri benar-benar menemukan jawabannya.
d.  Anonymity and pen name signatures. Ketika pembelajar bekerja menjadi bagian dari diskusi yang sedang berlangsung, mereka dapat memanfaatkan pengalaman kehidupan nyata di dunia kerjanya untuk memberikan illustrasi atas pemahaman konsep yang diajarkan oleh pengajar. Misalnya, berupa komentar yang dapat memberikan makna yang lebih kepada pembelajar yang sedang belajar melengkapi apa yang diajarkan oleh pengajar. Selain itu, memungkinkan juga adanya nama samaran sehingga seseorang mampu mengembangkan personalnya tanpa diketahui identitas sebenarnya, dan secara ekstrim sangat berguna di dalam pembelajaran yang mengharapkan adanya permainan peran seperti metode pembelajaran kolaboratif.
e.   Membership status lists. Pemantauan aktivitas seperti membaca dan memberikan respon di dalam komunikasi, memungkinkan pengajar mengetahui apa yang masing-masing pembelajar telah baca dan seberapa up-to-date setiap di dalam forum diskusi. Hal ini memungkinkan pengajar mendeteksi apabila terjadi ada pembelajar yang tertinggal pelajarannya. Kelompok pembelajar kolaboratif dapat mengusahakan setiap orang di dalam tim up-to-date. Setiap pembelajar dapat dengan mudah membandingkan frekuensi dan kontribusi relatifnya bagi pembelajar lainnya di dalam pembelajaran.
f.   Voting. Akses yang mudah di dalam kelompok ataupun individual untuk memberikan pendapatnya dapat pula dalam bentuk voting. Voting tidak hanya digunakan ketika membuat keputusan, lebih kepada fungsinya untuk mengeksplor (menggali) dan menemukan yang disepakati dan apa yang tidak disepakati atau ketidakpastian, sehingga kelas dapat secara fokus melanjutkan diskusi. Dimungkinkan pula pembelajar merubah pendapatnya kapan saja selama diskusi berlangsung.
g.  Special purpose scaling methods. Metode yang berguna ini dapat menunjukkan kesepakatan kelompok yang sesungguhnya dan meminimalkan ambiguisitas. Ada suatu sistem yang memungkinkan setiap pembelajar pada akhir pembelajarannya mengungkapkan apa yang mereka pikirkan paling penting dari apa yang sudah dipelajarinya.
h.  Information overload. Hal ini dapat terjadi jika antusiasme pembelajar di dalam diskusi sangat tinggi, dengan banyaknya pembelajar saling memberikan komentar, sehingga terjadi kelebihan informasi. Masalah ini dapat diatasi dengan membatasi ukuran kelompok yang dapat ditangani oleh media teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan. Diskusi online memungkinkan setiap individu untuk memberikan komentar kapan saja tanpa perlu menunggu orang lain berkomentar terlebih dahulu.
Layanan online dalam pendidikan baik bergelar maupun tidak pada dasarnya adalah memberikan pelayanan pendidikan bagi pengguna (mahasiswa) dengan menggunakan internet sebagai media. Layanan online ini dapat trrdiri atas berbagai tahapan dari proses program pendidikan, seperti tes masuk, pembayaran, perkuliahan, penugasan kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian, diskusi, pengumuman dan lain-lain.
Pendidikan ini dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal sehingga memberikan efektivitas dalam hal waktu, tempat, bahkan meningkatkan kualitas pendidikan.
Pendidikan jarak jauh secara online yiyang selama ini diangap masalah adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Namun demikian, dengan media internet sangat dimingkinkan untuk melakukan interaksi antara dosen dengan mahasiswa, baik dalam bentuk waktu nyata (real time) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real  audio atau real video, dan online meeting. Sedangkan yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan buletin board.
Dengan cara ini interaksi dosen dan mahasiswa dikelas mungkin akan tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk materi, ujian, kuis, dan cara pendidikan lainya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di-download oleh mahasiswa. Begitu juga dengan ujian dan kuis dengan cara yang sama.
Pendidikan jarak jauh secara online mengatasi keterbatasan yang ada pada jenis-jenis pendidikan jarak jauh yang lain (yang sebenarnya juga sudah sarat teknologi), yaitu pendidikan jarak jauh dengan satelit serta teknologi televisi.
Pada kedua teknologi diatas, mahasiswa masih harus berjalan ke fasilitas pendidikanya,sedang peralatanya bersifat khusus dan mahal. Kini dengan pendidikan online melalui internet, mahasiswa dapat belajar sendiri di rumah dengan operaltan komputer sendiri.
      1.      Sudut Pandang Dosen
Dari sudut pandang dosen, solusi pendidikan online harus memenuhi beberapa kriteria seperti, mudah digunakan, memungkinkan pembuatan bahan kuliah online dan kelas online dengan cepat dan mudah, hanya memerlukan pelatihan minimal, memungkinkan pengajaran dengan cara mereka sendiri, memungkinkan mereka mengendalikan lingkungan pembelajaran.
      2.      Sudut Pandang Mahasiswa
Dari sudut pandang mahasiswa yang dicari adalah fleksibilitas dalam mengambil mata kuliah. Bahan kuliah yang didapat secara online lebih kaya dibandingkan yanag didapat dikelas. Berjalan dikomputer yang sudah mereka miliki. Menyertakan kolaborasiantar mahasiswa seperti cara tradisional, mencakup konsultasi dengan dosen, diskusi kelas, teman belajar, dan proyek-proyek bersama.
KESIMPULAN
Teknologi informasi & telekomunikasi akan menghilangkan batasan-batasan ruang & waktu yang selama ini membatasi dunia pendidikan. Dengan demikian, peserta didik dapat mengambil mata kuliah di manapun di dunia tanpa terbatas oleh institusi dan negara, siswa dapat mudah berguru pada pakar dan ahli di bidang yang diminati. Untuk setiap pembelajaran dapat dengan mudah memperoleh materi dari berbagai sumber, cara penyampain materi yang beragam dengan audio visual yang beberapa terkoneksi langsung ke internet memperkaya peserta didik.
Pendidikan terbuka dan jarak jauh pada dasarnya adalah rancangan suatu sistem pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan, memilih, dan memperoleh pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta didik dengan mendayagunakan sumber yang tersedia secara optrimal. Selain itu, juga merupakan suatu sistem yang sengaja dan sadar dirancang untuk berbagai keperluan yang belum bisa terpenuhi oleh pendidikan regular. Kemudian seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang terus maju dapat  memberikan dampak yang  baik terhadap sistem pendidikan ini sebagai suatu alternatif yang berpotensi dalam pembangunan pendidikan di era globalisasi.
            Maka sesuai dengan karakteristiknya sebagai pendidikan yang bertumpu pada prinsip pendidikan sepanjang hayat, kebebasan, kemandirian, keluwesan, keterkinian, kesesuaian, mobilitas dan efisiensi, merupakan sebuah kemudahan bagi mereka peserta pendidikan terbuka dan jarak jauh untuk dapat memilih program pendidikan yang diminatinya dan yang memberinya kesempatan untuk mengembangkan potensi yang ada pada dirinya seoptimal mungkin. Sehingga kemajuan juga kemudahan yang dihadirkan pada sistem pendidikan ini dapat memberi manfaat dan pengetahuan yang sesuai dengan harapan, serta agar pada akhirnya pendidikan tersebut dapat mempunyai daya guna dan hasil guna yang tinggi.
Pembelajaran bukan hanya menyampaikan informasi atau pengetahuan saja, melainkan mengkondisikan pembelajar untuk belajar, karena tujuan utama pembelajaran adalah pembelajar itu belajar. Keberhasilan pengajar memberikan pembelajaran yang efektif ditandai dengan adanya proses belajar pada pembelajar. Keberhasilan proses pembelajaran dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan kehidupan masyarakat yang berlangsung dari waktu ke waktu. Pembelajaran merupakan proses yang bukan hanya proses pengungkapan ilmu pengetahuan saja, melainkan juga suatu proses pencarian ilmu pengetahuan secara aktif atau proses perumusan ilmu pengetahuan. Pembelajar membangun pengetahuannya sendiri melalui proses pembelajaran tersebut. Pembelajaran hendaknya menempatkan pembelajar sebagai pusat pembelajaran. Pembelajar terlibat secara aktif dalam proses berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya dengan merefleksikan apa yang telah mereka pelajari dalam setiap aktifitas belajar. Peran pengajar sebagai pemberi kemudahan (fasilitator) sedangkan proses belajar dijalani sendiri oleh pembelajar. Proses pembelajaran merupakan interaksi antara pengajar dengan pembelajar. Proses tersebut bukan hanya melalui pemberian informasi dari pengajar kepada pembelajar tanpa mengembangkan gagasan kreatif pembelajar, melainkan melalui komuniksi timbal balik antara pengajar dengan pembelajar. Dalam komunikasi timbal balik ini pembelajar diberi kesempatan untuk terlibat aktif dalam belajar baik mental, intelektual, emosional, maupun fisik agar mampu mencari dan menemukan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Kemampuan itu diharapkan dapat membentuk pribadinya dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan pengajar memberikan bimbingan dan mengkondisikan keadaan atau lingkungan yang dapat mendorong pembelajar untuk belajar dan dapat memperoleh pengalaman belajar sesuatu dengan tujuan membentuk kepribadiannya.
Interaksi dan komunikasi dalam proses pembelajaran melibatkan faktor pengajar, pembelajar, dan materi pembelajaran. Untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi pembelajar antara lain dengan memberikan kesempatan kepada pembelajar untuk mengkomunikasikan hasil belajarnya. Pengajar hendaknya mengenali pembelajarnya dengan baik melalui interaksi dan komunikasi yang lebih baik sehingga pembelajar dapat mengembangkan kemampuannya. Pembelajar mampu mengembangkan rasa percaya pada diri sendiri. Dalam proses pembelajaran terkadang pengajar mendominasi proses interaksi, namun terkadang juga pembelajar yang mendominasi proses interaksi, sehingga pembelajaran itu berpusat pada pembelajar yang memungkinkan pembelajar sendiri yang merencanakan materi pembelajaran yang akan dipelajarinya. Sementara pengajar lebih banyak membimbing dan mengarahkan. Proses pembelajaran merupakan upaya mempertemukan dua faktor pengajar aktif dengan pembelar pasif, dan pengajar pasif dengan pembelajar aktif, sehingga terjadi keseimbangan keaktifan, baik di pihak pengajar maupun di pihak pembelajar. Sasaran pembelajaran adalah terjadinya proses belajar pada diri pembelajar. Oleh karena itu kegiatan pembelajar yang bersifat aktif dalam mempelajari materi pembelajaran sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Namun aktifitas pembelajaran itu harus diimbangi pula kegiatan aktifitas pengajar, yaitu memberi bimbingan, dorongan, rangsangan dan arahan tentang bagaimana belajar dan membantu pembelajar yang mengalami kesulitan belajar.
Pembelajaran seharusnya berorientasi pada pembelajar sebagai individu yang memiliki potensi, kemampuan, minat, motivasi, yang dapat digali dan dikembangkan melalui proses belajar. Sumber belajar bukan hanya terpusat pada pengajar melainkan juga lingkungan (setting) yang luas. Pembelajaran berorientasi pada sumber belajar secara luas (broad based learning) diantaranya memanfaatkan instrumen teknologi sebagai media alat bantu pembelajaran (as a tools) yang mendukung pembelajaran untuk mempercepat dan memperluas pengetahuan dan informasi pembelajar. Teknologi juga dianggap sebagai suatu disiplin ilmu yang seharusnya dikuasai oleh pembelajar sebagai bekal dalam proses pembelajaran dan kehidupannya. Untuk itu pengajar dapat mengintegrasikan teknologi dalam perencanaan, pelaksanaan, pengembangan, dan evaluasi pembelajaran.

Hamzah B. Uno, 2007, Model Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif, Jakarta: Bumi Aksara
Vandha, Pemanfaatan Teknologi Pendidikan, diakses dari http:\\www.wordpress.com/2008/06/22.html  
http://catatanyure.blogspot.com