JUDUL : Peran TIK dalam Pembelajaran Jarak Jauh
PENDAHULAN
Dewasa ini ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang dengan pesat. Perkembangan ini memiliki dampak semakin terbuka dan
tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus batas
jarak, tempat, ruang dan waktu. Pengaruhnya pun meluas ke berbagai kehidupan,
termasuk bidang pendidikan. Pendidikan tidak antipati atau alergi pada perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, namun sebaliknya menjadi subyek atau
pelopor dalam pengembangannya. Pendidikan merupakan suatu proses akademik yang
tujuannya untuk meningkatkan nilai sosial, budaya, moral, dan agama, serta
mempersiapkan pembelajar menghadapi tantangan dan pengalaman dalam kehidupan
nyata. Pendidikan merupakan komunikasi terorganisasi dan berkelanjutan yang
dirancang untuk menumbuhkan kegiatan belajar pada diri pembelajar. Pembelajar
mampu mengembangkan kemampuannya menemukan, mengelola, dan mengevaluasi
informasi dan pengetahuan untuk memecahkan masalah pada dunia yang nyata dan
ikut serta secara aktif dalam kegiatan bermasyarakat di lingkungannya. Untuk
itu diperlukan proses pembelajaran yang efektif dan efisien yang menjadikan
pembelajar menyerap informasi dan pengetahuan serta teknologi yang
dipelajarinya sebagai bagian dari dirinya.
Pemanfatan teknologi dalam sistem
pembelajaran menimbulkan pembelajaran berbasis elektronik sebagai hasil
teknologi. Salah satu aplikasi teknologi adalah teknologi informasi dan
komunikasi. Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi ini yang
telah mengubah sistem pembelajaran pola konvensional atau tradisional menjadi
pola bermedia, diantaranya media komputer dengan internetnya yang
memunculkan e-learning. Pada pola pembelajaran bermedia ini, pembelajar
dapat memilih materi pembelajaran berdasarkan minatnya sendiri, sehingga
belajar menjadi menyenangkan, tidak membosankan, penuh motivasi, semangat,
menarik perhatian dan sebagainya.
Pengaruh gabungan kondisi geografis, pertumbuhan, dan sebaran penduduk
telah mendorong para pengambil kebijakan di bidang pendidikan untuk menjadikan
sistem pendidikan terbuka dan jarak jauh sebagai alternatif untuk mengatasi
pemerataan kesempatan, peningkatan mutu dan relevansi serta efisiensi
penyelenggaraan pendidikan antarwilayah, antarpulau, dan antarkelompok penduduk
usia sekolah maupun penduduk usia diluar sekolah.
Salah satu indikator yang kurang menggembirakan tentang mutu SDM di
Indonesia dapat dilihat dari UNDP (2000) tentang peringkat Indeks Pengembangan
Manusia (Human Development Index), yaitu komposisi dari tingkat
penencapaian pendidikan, kesehatan, dan pendapatan per kepala yang cenderung
menurun antar waktu. Di antara 174 negara di dunia, Indonesia menempati urutan
ke-102 pada tahun 1996, ke-99 pada tahun 1997, ke-105 pada tahun 1998, ke-109
pada tahun 1999. Data yang dilaporkan pada The World Economic Forum
(2000) mengaindikasikan bahwa indonesia memiliki daya saing yang rendah yaitu urutan
ke-37 dari 57 negara yang di survey dunia. Rendahnya indeks daya saing tersebut
mengisyaratkan terobosan pendidikan dalam pemerataan kesempatan dan peningkatan
mutu pendidikan. Salah satu kebijakan nasional adalah peningkatan intensitas
pemanfaatan sistem pendidikan jarak jauh pada semua jalur, jenjang dan jenis
pendidikan.
Pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi
akan berjalan efektif jika peran pengajar dalam pembelajaran adalah sebagai
fasilitator pembelajaran atau memberikan kemudahan pembelajar untuk belajar
bukan hanya sebagai pemberi informasi. Pengajar bukan satu-satunya sumber
informasi yang disampaikan. Pengajar tidak hanya mengajar mentransfer ilmu
pengetahuan, akan tetapi juga dapat belajar dari pembelajar. Pengajar bukan
instruktur yang memberikan perintah atau mengarahkan kepada pembelajar, melainkan
menjadi mitra belajar (partner) sehingga
memungkinkan pembelajar tidak segan untuk berpendapat, bertanya, atau bertukar
pendapat dengan pengajar. Proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi merupakan bimbingan dari pengajar untuk memfasilitasi
pembelajaran pembelajar dengan efektif. Pengajar memberikan kesempatan yang
sebesar-besarnya dan menciptakan kondisi bagi pembelajar untuk mengembangkan
cara-cara belajarnya sendiri sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, bakat, atau
minatnya. Pengajar pun berperan sebagai pemrogram, yaitu selalu kreatif dan
inovatif menghasilkan berbagai karya inovatif berupa program atau perangkat
keras/lunak yang akan digunakan untuk membelajarkan pembelajar. Peran
pembelajar dalam pembelajaran bukan obyek yang pasif yang hanya menerima
informasi dari pengajar, namun lebih aktif, kreatif, dan partisipatif dalam
proses pembelajaran. Pembelajar tidak hanya mengingat fakta-fakta atau
mengungkapkan kembali informasi yang diterimanya dari pengajar, namun mampu
menghasilkan atau menemukan berbagai informasi atau ilmu pengetahuan.
Pembelajaran yang dilakukan pembelajar tidak hanya kegiatan perorangan (individual), namun juga pembelajaran
berkelompok secara kooperatif dengan pembelajar lainnya.
Pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi berlangsung bukan hanya terjadi di satu tempat seperti
di sekolah atau perguruan tinggi, melainkan dapat dilakukan di banyak tempat
yang berbeda. Pembelajaran pun tidak hanya terdiri dari satu orang saja,
melainkan banyak melibatkan orang. Setiap pembelajar dapat belajar pada tempat
dan waktu yang berbeda-beda. Cara belajar dari pembelajar yang tidak terbatas
dengan waktu dan tempat itulah yang disebut dengan pembelajaran berbasis
teknologi informasi dan komunikasi. Untuk itulah lahirlah model-model
pembelajaran seperti computer based learning yang memunculkan
pembelajaran jarak jauh.
Teknologi informasi dan komunikasi memiliki peran yang
penting dalam kehidupan sekarang dan di masa yang akan datang, termasuk dalam
bidang pendidikan. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia
pendidikan telah memicu kecenderungan pergeseran dari pembelajaran konvensional
secara tatap muka ke arah pembelajaran jarak jauh yang dapat diakses dengan
menggunakan media, seperti komputer, multimedia dan internet tanpa
dibatasi jarak, tempat, dan waktu oleh siapa pun yang memerlukannya. Apalagi dengan
masuknya pengaruh globalisasi, pendidikan akan lebih bersifat terbuka dan dua
arah, beragam, multidisipliner, serta terkait pada produktivitas kerja yang
kompetitif.
Saat ini masyarakat Indonesia dianggap belum sepenuhnya
mampu memanfaatkan perubahan pengetahuan dan teknologi yang berlangsung terus
menerus, sebagai potensi utama untuk menggerakkan kemajuan masyarakat di
berbagai aspek kehidupan. Dengan demikian sistem pendidikan di Indonesia
diharapkan mampu secara terus menerus memfasilitasi dan melakukan penyesuaian
yang diperlukan untuk menjawab kemajuan dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pendidikan diharapkan dapat menyiapkan peserta didik untuk mampu mengembangkan
diri mereka menjadi masayarakat yang berbudaya, dengan cara menciptakan atmosfer
pendidikan yang mendukung dan proses-proses pembelajaran lain yang kreatif yang
melibatkan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran yang mencerahkan.
Strategi Depdiknas untuk mencapai visi dengan meluaskan
akses ke semua jenjang, jenis dan bentuk pendidikan bagi masyarakat yang
memerlukannya. Perluasan tersebut dicapai bukan hanya dengan membangun
institusi pendidikan baru tetapi dengan meluaskan kapasitas institusi yang
telah ada. Salah satu cara perluasan tersebut adalah dengan mengizinkan
institusi pendidikan dan pelatihan untuk menerapkan sistem dual mode, yaitu
pendidikan tatap muka dan jarak jauh yang keduanya menerapkan pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran di samping
mengembangkan kemampuan TIK sebagai bidang studi. Institusi pendidikan dan
pelatihan diharapkan mampu mengembangkan berbagai program pendidikan formal
maupun non formal, termasuk politeknik, vokasional, profesional, serta program
yang menunjang kegiatan belajar seumur hidup bagi masyarakat yang menginginkannya.
Masalah dan hambatan yang dihadapi dalam jatuh beberapa kategori yang
berbeda, biaya dan motivator, hubungi umpan balik dan guru, dukungan siswa dan
layanan, keterasingan dan isolasi, kurangnya pengalaman, dan pelatihan. Lebih
dari pelajar tradisional, pembelajar jarak lebih cenderung memiliki rasa tidak
aman tentang belajar. Ketidakamanan ini didirikan dalam isu-isu yang terkait
pribadi dan sekolah seperti biaya keuangan studi, gangguan kehidupan keluarga,
dirasakan tidak relevan studi mereka dan kurangnya dukungan dari atasan. Tekanan-tekanan
ini sering mengakibatkan tingkat putus sekolah lebih tinggi daripada di antara
siswa tradisional.
Sebuah wilayah kedua keprihatinan bagi siswa jarak adalah kurangnya umpan
balik yang dirasakan atau kontak dengan guru. Karena tidak ada harian atau
mingguan untuk menghadapi muka kontak dengan guru, siswa dapat mengalami
kesulitan dalam evaluasi diri.
Sebuah wilayah ketiga yang menjadi perhatian bagi siswa jarak adalah
kurangnya dukungan dan layanan seperti menyediakan tutor, perencana akademik
dan penjadwal, dan bantuan teknis. Isolasi yang hasil dari proses pembelajaran
jarak jauh dapat menyulitkan proses belajar bagi siswa dewasa. Dukungan untuk
peserta didik jarak tidak boleh diabaikan ketika merencanakan program jarak
jauh. Siswa perlu tutor dan perencana akademik untuk membantu mereka
menyelesaikan program tepat waktu dan untuk bertindak sebagai sistem pendukung
ketika stres menjadi masalah. Teknologi pertimbangan biaya dan dapat menjadi
sumber masalah anggaran, namun, siswa dukungan untuk pembelajar jarak harus
didahulukan.
Sebuah wilayah Masalah keempat adalah perasaan keterasingan dan isolasi
dilaporkan oleh siswa jarak. Siswa dari semua jenis ingin menjadi bagian dari
komunitas sekolah yang lebih besar, dan hanya anggota dari kursus
"korespondensi". Untuk siswa tradisional, ini merupakan bagian
penting dari kehidupan sosial mereka.
Masalah lain yang dihadapi oleh siswa adalah kurangnya pelatihan siswa,
terutama mengacu pada masalah teknis. Siswa dewasa banyak yang tidak
berpengalaman dalam penggunaan teknologi seperti komputer dan Internet. Menggunakan media elektronik dalam
pembelajaran jarak jauh secara tidak sengaja dapat mengecualikan siswa yang
tidak memiliki komputer atau keterampilan menulis. Keterampilan ini diperlukan
jika teknologi komputer digunakan. Siswa biasanya akan ditawarkan volume
elektronik berbasis informasi.
Menggunakan informasi ini akan menjadi masalah bagi beberapa mahasiswa
non-teknis. Mereka harus diajarkan bagaimana
mengelola, tidak hanya waktu belajar mereka, tetapi bahan yang disajikan juga.
Masalah tersebut menyangkut pada cara pembelajaran jarak jauh yang berbasis
pada teknologi dan media pembelajaran yang digunakan. Yang menjadi masalah
terpenting adalah kebanyakan dari para peserta didik yang belum menguasai media
secara optimal sebagai sarana belajar jarak jauh. Dan juga tidak adanya peran
guru sebagai motivator disamping tugasnya sebagai pentransfer materi.
Stromquist dan Monkman (2000) menyatakan bahwa proses
globalisasi (mencakup persyaratan keterampilan dari kemajuan teknologi) telah
menciptakan iklim dimana pengaruh bisnis menyertai nilai serta norma-norma yang
sedang menyebar di seluruh dunia. Di Era Globalisasi ini Internet merupakan
media yang sangat cepat dalam perkembangannya. Semua Informasi tersedia di
Internet dan dapat diakses oleh siapa saja dengan mudah, fleksibel, cepat, dan
akurat. Hal inilah yang melandasi adanya ide untuk memanfaatkan Internet
sebagai media pembelajaran dalam rangka memajukan pendidikan di Indonesia.
Istilah E–Learning merupakan gabungan dari dua kata yaitu E
yang merupakan singkatan dari Electronic (Elektronik) dan Learning (Belajar).
Jadi E–Learning adalah Belajar dengan menggunakan bantuan alat Elektronik.
Lebih jelasnya E-Learning adalah suatu proses belajar mengajar antara pengajar
dengan muridnya tanpa harus bertatap muka satu sama lain. Hal itu dikarenakan
bantuan alat elektronik (tepatnya PC) yang terkoneksi dengan Internet sehingga
siswa dapat belajar di manapun dan kapanpun tanpa harus datang ke kampus atau
ke sekolah.
Antusias pelajar / mahasiswa terhadap penerapan E-Learning
dalam proses pembelajaran merupakan kendala tersendiri dalam pengembangan
aplikasi E-Learning di Indonesia. Hal itu juga dilandasi oleh beberapa faktor,
diantaranya banyak pelajar yang tidak mau tahu dengan perkembangan Internet
saai ini, mahalnya biaya penggunaan Internet bagi ukuran kantong pelajar, dan
masih banyak faktor lain yang melandasinya.
Penerapan E-Learning di Indonesia akan berjalan dengan baik jika faktor yang menghambatnya dapat teratasi. Dari pihak universitas harus berusaha bagaimana caranya dapat membangun jaringan E-Learning dan menarik minat mahasiswa untuk menggunakannya dengan cara menyediakan fasilitas untuk penggunaan E-Learning. Dari pihak mahasiswa sendiri harus lebih berfikir lagi untuk tidak menggunakan E-Learning karena hal itu akan sangat merugikan diri sendiri.
Penerapan E-Learning di Indonesia akan berjalan dengan baik jika faktor yang menghambatnya dapat teratasi. Dari pihak universitas harus berusaha bagaimana caranya dapat membangun jaringan E-Learning dan menarik minat mahasiswa untuk menggunakannya dengan cara menyediakan fasilitas untuk penggunaan E-Learning. Dari pihak mahasiswa sendiri harus lebih berfikir lagi untuk tidak menggunakan E-Learning karena hal itu akan sangat merugikan diri sendiri.
Masalahnya bagaimana pembelajaran jarak jauh mempunyai peran
dalam mengembangkan dunia dan menggambarkan bagaimana teknologi informasi dan
komunikasi bisa mengurangi “perpindahan tenaga akhir” dan membuka pintu untuk
kelompok orang yang terisolasi. Kualitas dalam pendidikan global secara umum
mengacu pada pemeliharaan standar yang konsisten. Konsep kualitas sering
diterjemahkan menjadi proses belajar yang dapat diukur oleh alat-alat
pengetesan yang standar. Alat-alat yang tersedia dapat melakukan pekerjaan yang
baik dalam mengukur nilai dalam pendidikan, atau persyaratan-persyaratan untuk
mengukur benar-benar mengendalikan yang diajarkan. Dengan globalisasi dan
penciptaan belajar yang terdistribusi membutuhkan kepercayaan bidang pendidikan
untuk melewati batasan-batasan dalam cara-cara dan kualitas sebagai topik
penting.
PEMBAHASAN ATAU PEMECAHAN MASALAH
Pembelajaran jarak jauh (juga disebut juga pendidikan jarak jauh) merupakan
pembelajaran yang diberikan kepada peserta atau siswa yang tidak berkumpul
bersama di satu tempat secara rutin untuk menerima pelajaran secara langsung
dari instruktur. Bahan-bahan dan instruksi-instruksi detail yang bersifat
khusus dikirimkan atau disediakan untuk para peserta yang selanjutnya
melaksanakan tugas-tugas yang akan dievaluasi oleh instruktur. Dalam
kenyataannya dapat dimungkinkan instruktur dan peserta tersebut terpisah tidak
hanya secara geografis namun juga waktu.
Melalui
teknologi informasi dan komunikasi, ada suatu peningkatan keterhubungan orang
dalam bidang pendidikan. Lingkungan pendidikan global dipandang dalam beberapa
hal untuk menjadi jawaban terhadap kemiskinan dan permasalahan lain melalui
meningkatnya peluang belajar yang terdistribusi. Globalisasi pendidikan
mendorong ke arah homogenitas, memudarnya otonomi, budaya, dan kemanusiaan.
Globalisasi, perubahan sosial, dan pendidikan globalisasi merupakan konsep yang
berhubungan dengan kemajuan teknologi yang mempunyai dampak terhadap pemahaman
tentang pendidikan.
Sistem
pembelajaran jarak jauh ini merupakan suatu perubahan besar dalam dunia
pendidikan. Perkembangan komputer dan media komunikasi telah menghapus batasan
ruang dan waktu yang ada. Terobosan ini membuat kita dapat mendapatkan ilmu
pengetahuan dimanapun dan kapanpun (anytime-anywhere). Meskipun
pembelajaran jarak jauh bukanlah hal yang baru, ia belum menerima hormat di
masyarakat akademik karena jumlah dan keseriusan masalah yang disajikan di
sini. Pertumbuhan dramatis dari populasi pelajar dewasa adalah membuat
pembelajaran jarak jauh pilihan yang semakin populer teknik pembelajaran. Studi
lebih lanjut tentang demografi siswa dan motivator akan membantu target
populasi pelajar dewasa dan akan membantu lembaga mengembangkan bahan kursus
dan teknik tepat. Pengawasan dekat masalah intrinsik dalam pendidikan jarak
jauh akan membantu mengatasi masalah yang dihadapi oleh mahasiswa dan fakultas.
Memahami dan mengurangi masalah-masalah teknologi yang penting, terutama dengan
ekspansi yang cepat dari teknologi. Penelitian lebih lanjut ke teknik
pengembangan tentu saja akan membantu lembaga-lembaga pembelajaran yang
memahami metode kerja terbaik di kelas pembelajaran jarak jauh.
JW.keegan melakukan
penelitian mengenai praktek penyelenggaraan dan definisi pendidikan terbuka dan
jarak jauh yang digunakan di berbagai Negara di dunia. Dia melakukan analisis
dan menelaah di berbagai definisi yang hampir sama, mulai dari definisi Doamen
(1967), Meckenzie, Christense; dart Rigby (1968); Undang-Undang Pendidikan
Perancis (1971); Peters (1973), Holmberg (1977) dan membuat sintese mengenai
definisi-definisi tersebut. Menurut dia ada enam unsur dasar pengertian pendidikan
terbuka dan jarak jauh, yaitu:
- Terpisahnya guru dan siswa. Karakteristik inilah yang membedakan pendidikan terbuka dan jarak jauh dari pendidikan konvensional;
- Adanya lembaga yang mengelola pendidikan terbuka dan jarak jauh. Hal ini yang membedakan orang yang mengikuti pendidikan terbuka dan jarak jauh dari orang yang belajar sendiri;
- Digunakannya media sebagai sarana untuk menyajikan isi pelajaran;
- Diselenggarakannya sistem komunikasi dua arah antara guru dan siswa atau antara lembaga dan siswa sehingga siswa mendapatkan manfaat dirinya. Dalam hal ini siswa dapat berinisiatif untuk terjadinya komunikasi itu.
- Pada dasarnya pendidikan terbuka dan jarak jauh itu bersifat pendidikan individual. Pertemuan tatap muka untuk melengkapi proses pembelajaran berkelompok maupun untuk sosialisasi dapat bersifat keharusan (compulsory), pilihan (optional), ataupun tidak ada sama sekali tergantung kepada organisasi penyelenggaranya.
Dalam
pembelajaran jarak jauh memiliki karakteristik yakni keterpisahaan fisik antara
pengajar dan pebelajar yang pada umumnya mengurangi interaksi langsung, peserta
didik harus aktif dalam aktivitas belajar baik secara individu maupun kelompok
belajar, dan terdapat beberapa macam media dalam penyampaian materi antara
pengajar dengan pebelajar.
Sedangkan
Cal W. Downs berpendapat, komunikasi merupakan gabungan 3 kriteria :
1.
pentingnya mutu pesan dan penyajiannya. Kejelasan, waktu,konsistensi,
panjangnya, dan minat yang saling membutuhkan membentuk suatu daftar
karekteristik yang diinginkan.
2. pencapaian hasil-hasil yang diinginkan. Memberitahukan, menilai, menginstruksikan dan mempengaruhi
3. keaktifan harus mempertimbangkan dari segi waktu. Karena hal yang usang berasal dari yang baru pada waktunya.
2. pencapaian hasil-hasil yang diinginkan. Memberitahukan, menilai, menginstruksikan dan mempengaruhi
3. keaktifan harus mempertimbangkan dari segi waktu. Karena hal yang usang berasal dari yang baru pada waktunya.
Media yang Digunakan Dalam Pembelajaran Jarak Jauh;
1. Siaran Radio
Hampir semua orang telah mengenal radio sebagai sebuah
alat yang mampu menyampaikan berbagai informasi , melantunkan musik dan lagu
bahkan berita, , tetapi tidak semua orang mengetahui bahwa program radio
disiarkan melalui gelombang elektromagnetik. Ketika kita mendengarkan radio,
kita mendengar sinyal elektronik yang menyiarkan, atau dikirim melalui udara,
terdapat frekuensi AM dan FM.
Sementara untuk dapat menebus daerah lain yang berada
di uar daerah pancarnya, diperlukan stasiun relay. Sistem Relay mampu
menghubungkan satu transmitter dengan stasiun lainnya sehingga mempeluas daerah
jangkauan daerah siaran.
Keunggulan:
- Biaya. Dibandingkan dengan media komunikasi massa lain misalnya televisi, biaya penyelenggaraan media radio jauh lebih murah dengan kemampuan jangkauan daerah yang sama luasnya. Hal ini masih digunakan di negara-negara berkembang dan di daerah lain dimana ada kendala geografis atau ekonomi pada teknologi yang bisa diterapkan.
- Fleksible. Media audio sangat fleksibel dan dapat memiliki efek yang kuat, dramatis, terutama untuk menyampaikan musik, diskusi, dan bercerita.
- Imajinasi stimulator. Kemampuannya untuk menstimulasi imajinasi pendengar karena radio adalah media audio saja, pendengar bebas menggunakan imajinasi mereka untuk menciptakan gambar.
Keterbatasan :
- Karakteristik. Keterbatasan utama media radio terletak pada karakteristik media ini yang dikenal sebagai media sekali dengar, artinya bila pendengar tidak mendengar atau tidak mengerti informasi yang disajikan, maka informasi tersebut tidak dapat didengar lagi kecuali melalui siaran ulangan.
- Jadwal siaran. Masalah jadwal siaran atau rekaman program bagi para pengajar. Umumnya para pengajar sulit mengikuti jadwal ketat yang diberikan oleh stasiun siaran atau studio rekaman.
- Tingkat interaksi. Interaktivitas yang sangat dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran jarak jauh juga merupakan keterbatasan dari media radio. Tingkat interaktivitas media radio sangat rendah karena pada dasarnya media radio merupakan media komunikasi satu arah. Perkembangan teknologi telah memungkinkan adanya interaksi dalam tingkat tertentu dengan menggunakan telepon. Hal ini memberikan warna baru dalam penyelenggaraan siaran langsung yang bersifat interaktif dapat dilakukan.
2.
Telekonfrensi Audio
Telekonferensi audio (audio teleconference) pada
dasarnya merupakan perluasan atau perpanjangan dari pemanfaatan telepon biasa.
Kemajuan komunikasi dua arah yang terjadi dalam sebuah telekonferensi audio
umumnya dilakukan secara langsung dengan menggunakan saluran telepon maupun
satelit.
Keunggulan:
Telekonferensi audio memiliki beberapa keunggulan
sebagai beirkut:
- Biaya efektif. Sekolah dapat mengundang guru ke dalam kelas untuk terlibat dalam dialog dengan siswa. Telekonferensi audio sering dilihat sebagai cara yang efektif untuk mengadakan pertemuan atau sesi pelatihan tanpa mengorbankan waktu dan uang.
- Mudah digunakan. Bentuk yang paling mudah diakses telekomunikasi karena menggunakan layanan telepon. Perusahaan telepon telah memudahkan untuk mengatur telekonferensi audio dari telepon manapun
- Interaktif. Tingkat interaktivitas dalam pemanfaatan telekonferensi audio ini tinggi, sehingga memungkinkan peserta dan narasumber atau instruktur dapat saling berbicara satu dengan yang lain.
Keterbatasan
Kurangnya informasi visual. Tidak mampu menyajikan materi yang bersifat visual. Kendala ini dapat diatasi dengan mempersiapkan materi yang bersifat visual di lokasi konferensi sebelum kegiatan dimulai.
Kurangnya informasi visual. Tidak mampu menyajikan materi yang bersifat visual. Kendala ini dapat diatasi dengan mempersiapkan materi yang bersifat visual di lokasi konferensi sebelum kegiatan dimulai.
Miskin audio. Penerimaan suara kurang baik. Pada komunikasi audio jarak
jauh kendala kurang baiknya kualitas radio sering ditemukan. Untuk mengatasi
kendala ini, penyelenggara perlu memperhatikan peralatan microphone-amplifier
khusus disetiap lokasi.
Mengintimidasi. Kurangnya pengalaman dengan jenis teknologi komunikasi
dapat membuat beberapa peserta enggan untuk berpartisipasi dalam kegiatan
konferensi audio.
Peralatan yang diperlukan
- Untuk telekonferensi yang memhubungkan satu narasumber dan satu kelompok, maka peralatan yang dibutuhkan adalah pesawat telepon biasa untuk narasumber, sedangkan untuk kelompok dibutuhkan tambahan peralatan berupa speaker telepon.
- Sementara untuk menghubungkan dua atau lebih kelompok peserta konferensi maka dibutuhkan peralatan amplifier microphone khusus pada tiap lokasi. Peralatan ini diperlukan untuk memastikan bahwa suara yang didengar cukup jelas.
- Selain itu, dibutuhkan peralatan yang disebut dengan brigde yang merupakan sistem elektronik yang menghubungkan suara dari seluruh lokasi yang mengikuti konferensi tersebut, menyeleraskan level suara, memfilter gangguan-gangguan, dan memperhatikan masalah tidak tersambungnya hubungan telepon.
3. Siaran Televisi
Televisi dikenal sebagai media yang mampu menyajikan
beragam informasi dalam bentuk suara dan gambar secara bersamaan. Dengan
perkembangan teknologi yang luar biasa, sistem pemancaran dan penerimaan
tayangan televisi dapat dilakukan dengan berbagai macam sistem, antara lain : broadcast
transmission, closed-circuit television (CCTV), Tv-Cable, satellite
transmission. Walaupun sistem pemancaran dan penerimaan siaran televisi
tidak berpengaruh kepada informasi atau program yang disiarkan, masing-masing
sistem memiliki cara kerja yang berlainan.
Karakteristik Media Televisi
Pemanfaatan media televisi sebagai alat penyampai
materi pendidikan telah cukup dikenal, namun sejauh mana media televisi ini
dapat berperan dalam pendidikan jarak jauh merupakan fokus yang menarik untuk
ditelaah. Secara umum, media televisi ini dapat dilihat sebagai media yang
sarat dengan informasi audio dan visual yang secara simultan disajikan. Dari
sisi pembelajaran, media televisi pendidikan dikenal sebagai media yang
memiliki kekuatan audio visual yang mampu memberikan pemahaman mengenal
konsep-konsep abstrak.
Keunggulan
- Menjangkau sasaran didik dalam jumlah yang besar sekaligus secara bersamaan.
- Menyajikan berbagai informasi dalam bentuk audio, visual dan gerak sekaligus. Variasi visual yang mampu disajikan melalui media televisi ini memberikan peluang untuk menyajikan program yang menarik dan imajinatif, yang tentunya akan menstimulasikan dan memotivasi peserta didik dalam segala usia dan tingkat pendidikan.
- Mampu menyajikan pengalaman dan mendokumentasikan kejadian nyata.
- Menjembatani peserta didik dengan institusi pembelajaran jarak jauh. Kehadiran program televisi yang menampilkan pengajar-pengajarnya melalui layar kaca akan mengurangi rasa kesendirian yang umumnya dirasakan oleh peserta didik.
Keterbatasan:
- Biaya pengadaan peralatan dan pembuatan program televisi relatif mahal.
- Pembuatan program relatif tidak mudah dan lama.
- Media televisi bersifat konstan, artinya tidak dapat dihentikan atau diputar ulang apabila peserta didik tidak memahami materi yang ditayangkan.
- Waktu penayangan terbatas sehingga apabila peserta didik tidak mengikuti siaran pada saat ditayangkan, maka mereka kehilangan kesempatan untuk mengikuti program. Untuk itu, diperlukan informasi jadwal jauh sebelum waktu penayangan sehingga peserta didik siap mengikuti siaran.
- Tingkat interaktivitas media televisi sangat rendah karena media ini merupakan media komunikasi satu arah. Dalam tingkat tertentu, interaksi dapat dilakukan dengan menggunakan telpon, namun penyelenggaraan siaran langsung dalam SPJJ mengalami banyak kendala.
4. Komputer dan Internet
Komputer hingga saat ini merupakan satu-satunya media
yang memiliki teknologi yang berkemampuan interaktif. Kebutuhan akan
kehadiran media komputer dalam dunia pendidikan ini sangat terasa.
Hal ini disebabkan oleh karakteristik media komputer,
antara lain:
- Memungkinkan terjadinya interaksi antara peserta didik dan materi pembelajaran,
- Memungkinkan terjadi proses belajar mandiri sesuai dengan kemampuan belajar peserta didik,
- Mampu menampilkan unsur audio visual,
- Dapat memberikan umpan balik,
- Menciptakan proses belajar berkesinambungan.
Dengan kemajuan teknologi, pemanfaatan komputer dalam
proses pembelajaraan tidak hanya terbatas pada penggunaan stand alone,
tetapi dapat pula dilakukan dalam bentuk jaringan, yang dikenal dengan internet.
Jaringan komputer telah memungkinkan terjadinya proses pembelajaran yang lebuh
luas, interaktif, dan lebih fleksibel. Jaringan ini mampu menghubungkan beratus
ribu jaringan komputer. Dengan kemampuan ini, internet dapat menjadi media
komunikasi dalam proses pembelajaran jarak jauh, sekaligus dapat berperan
sebagai sumber pembelajaran.
Keunggulan:
Konferensi melalui internet memiliki keunggulan antara
lain sebagai berikut:
- Dapat menjangkau peserta yang tidak terbatas jumlahnya pada saat bersamaan.
- Tidak dibatasi oleh ruang, waktu dan bahkan teritorial negara.
- Mampu menyajikan teks, gambar, animasi, suara dan video dengan kecepatan yang relatif tinggi.
- Mampu melakukan link ke berbagai lokasi (site) lain di dunia.
- Interaktifitas sangat tinggi
Keterbatasan:
Konferensi melalui internet memiliki
keterbatasan antara lain sebagai berikut:
- Membutuhkan keterampilan menggunakan komputer (computer literacy)
- Pulsa internet relatif masih mahal;
Peralatan yang diperlukan
- Unit komputer yang terhubung ke internet
- Line telepon
- Modem
- Peralatan Local Area Network (seperti HUB, LAN Port, dll)
- Computer Speaker
- Camera
Beberapa peran teknologi informasi dan
komunikasi yang dapat memfasilitasi pembelajaran jarak jauh adalah:
a. Asynchronous
discussion. Pada pembelajaran online, para pembelajar dapat menggunakan waktu
disesuaikan dengan kebutuhannya masing-masing di dalam merefleksikan,
berdiskusi dan memberikan komentarnya. Kondisi ini dapat meningkatkan kualitas
diskusi dan merubah psikologi dan sosiologi komunikasi. Selain itu dapat
mengembangkan strategi yang berbeda di dalam pemecahan masalah diantara para
pembelajar.
b. Instructor
control of online conference and roles. Dengan konferensi online,
pengajar dapat mengendalikan keanggotaan setiap pembelajarnya, peran
pembelajar, dan memungkinkan memantau pelaksanaan diskusi. Beberapa kelompok
dapat pula mengembangkan online sendiri di dalam berdiskusi lebih lanjut
ataupun di dalam berdiskusi dalam melaksanakan tugas, sehingga dapat
memfasilitasi suatu team work.
c. Questions and answer communication protocol.
Pengajar dapat melontarkan pertanyaan selama diskusi berlangsung. Pengajar
dapat mengendalikan siapa yang sudah menemukan jawabannya dengan mencegah
pembelajar lainnya untuk dapat mencontek, sampai mereka sendiri benar-benar
menemukan jawabannya.
d. Anonymity and pen name signatures. Ketika
pembelajar bekerja menjadi bagian dari diskusi yang sedang berlangsung, mereka
dapat memanfaatkan pengalaman kehidupan nyata di dunia kerjanya untuk
memberikan illustrasi atas pemahaman konsep yang diajarkan oleh pengajar.
Misalnya, berupa komentar yang dapat memberikan makna yang lebih kepada
pembelajar yang sedang belajar melengkapi apa yang diajarkan oleh pengajar.
Selain itu, memungkinkan juga adanya nama samaran sehingga seseorang mampu
mengembangkan personalnya tanpa diketahui identitas sebenarnya, dan secara
ekstrim sangat berguna di dalam pembelajaran yang mengharapkan adanya permainan
peran seperti metode pembelajaran kolaboratif.
e. Membership status lists. Pemantauan
aktivitas seperti membaca dan memberikan respon di dalam komunikasi,
memungkinkan pengajar mengetahui apa yang masing-masing pembelajar telah baca
dan seberapa up-to-date setiap di dalam forum diskusi. Hal ini memungkinkan pengajar mendeteksi apabila
terjadi ada pembelajar yang tertinggal pelajarannya. Kelompok pembelajar
kolaboratif dapat mengusahakan setiap orang di dalam tim up-to-date. Setiap
pembelajar dapat dengan mudah membandingkan frekuensi dan kontribusi relatifnya
bagi pembelajar lainnya di dalam pembelajaran.
f. Voting. Akses yang mudah di dalam kelompok
ataupun individual untuk memberikan pendapatnya dapat pula dalam bentuk voting.
Voting tidak hanya digunakan ketika membuat keputusan, lebih kepada
fungsinya untuk mengeksplor (menggali) dan menemukan yang disepakati dan apa
yang tidak disepakati atau ketidakpastian, sehingga kelas dapat secara fokus
melanjutkan diskusi. Dimungkinkan pula pembelajar merubah pendapatnya kapan
saja selama diskusi berlangsung.
g. Special purpose scaling methods. Metode yang
berguna ini dapat menunjukkan kesepakatan kelompok yang sesungguhnya dan
meminimalkan ambiguisitas. Ada suatu sistem yang memungkinkan setiap pembelajar
pada akhir pembelajarannya mengungkapkan apa yang mereka pikirkan paling
penting dari apa yang sudah dipelajarinya.
h. Information overload. Hal ini dapat terjadi
jika antusiasme pembelajar di dalam diskusi sangat tinggi, dengan banyaknya
pembelajar saling memberikan komentar, sehingga terjadi kelebihan informasi.
Masalah ini dapat diatasi dengan membatasi ukuran kelompok yang dapat ditangani
oleh media teknologi informasi dan komunikasi yang digunakan. Diskusi online
memungkinkan setiap individu untuk memberikan komentar kapan saja tanpa perlu
menunggu orang lain berkomentar terlebih dahulu.
Layanan online dalam pendidikan
baik bergelar maupun tidak pada dasarnya adalah memberikan pelayanan pendidikan
bagi pengguna (mahasiswa) dengan menggunakan internet sebagai media. Layanan online ini dapat trrdiri atas berbagai
tahapan dari proses program pendidikan, seperti tes masuk, pembayaran,
perkuliahan, penugasan kasus, pembahasan kasus, ujian, penilaian, diskusi,
pengumuman dan lain-lain.
Pendidikan ini dapat memanfaatkan teknologi internet secara maksimal
sehingga memberikan efektivitas dalam hal waktu, tempat, bahkan meningkatkan
kualitas pendidikan.
Pendidikan jarak jauh secara online
yiyang selama ini diangap masalah
adalah tidak adanya interaksi antara dosen dan mahasiswanya. Namun demikian,
dengan media internet sangat dimingkinkan untuk melakukan interaksi antara
dosen dengan mahasiswa, baik dalam bentuk waktu nyata (real time) atau tidak. Dalam bentuk real time dapat dilakukan misalnya dalam suatu chatroom, interaksi langsung dengan real audio atau real video, dan online meeting. Sedangkan yang tidak real time bisa dilakukan dengan mailing list, discussion group, newsgroup, dan
buletin board.
Dengan cara ini interaksi dosen dan mahasiswa dikelas mungkin akan
tergantikan walaupun tidak 100%. Bentuk materi, ujian, kuis, dan cara
pendidikan lainya dapat juga diimplementasikan ke dalam web, seperti materi
dosen dibuat dalam bentuk presentasi di web dan dapat di-download oleh mahasiswa. Begitu juga dengan ujian dan kuis dengan cara yang
sama.
Pendidikan jarak jauh secara online
mengatasi keterbatasan yang ada pada jenis-jenis pendidikan jarak jauh yang
lain (yang sebenarnya juga sudah sarat teknologi), yaitu pendidikan jarak jauh
dengan satelit serta teknologi televisi.
Pada kedua teknologi diatas, mahasiswa masih harus berjalan ke fasilitas
pendidikanya,sedang peralatanya bersifat khusus dan mahal. Kini dengan
pendidikan online melalui internet,
mahasiswa dapat belajar sendiri di rumah dengan operaltan komputer sendiri.
1. Sudut Pandang Dosen
Dari sudut pandang dosen, solusi pendidikan online harus memenuhi beberapa kriteria seperti, mudah digunakan,
memungkinkan pembuatan bahan kuliah online
dan kelas online dengan cepat dan
mudah, hanya memerlukan pelatihan minimal, memungkinkan pengajaran dengan cara
mereka sendiri, memungkinkan mereka mengendalikan lingkungan pembelajaran.
2. Sudut Pandang Mahasiswa
Dari sudut pandang mahasiswa yang
dicari adalah fleksibilitas dalam mengambil
mata kuliah. Bahan kuliah yang didapat secara online lebih kaya dibandingkan yanag didapat dikelas. Berjalan
dikomputer yang sudah mereka miliki. Menyertakan kolaborasiantar mahasiswa
seperti cara tradisional, mencakup konsultasi dengan dosen, diskusi kelas,
teman belajar, dan proyek-proyek bersama.
KESIMPULAN
Teknologi informasi & telekomunikasi akan
menghilangkan batasan-batasan ruang & waktu yang selama ini membatasi dunia
pendidikan. Dengan demikian, peserta didik dapat mengambil mata kuliah di
manapun di dunia tanpa terbatas oleh institusi dan negara, siswa dapat mudah
berguru pada pakar dan ahli di bidang yang diminati. Untuk setiap pembelajaran
dapat dengan mudah memperoleh materi dari berbagai sumber, cara penyampain
materi yang beragam dengan audio visual yang beberapa terkoneksi langsung ke
internet memperkaya peserta didik.
Pendidikan terbuka dan jarak jauh pada dasarnya adalah
rancangan suatu sistem pendidikan yang diselenggarakan untuk mengembangkan,
memilih, dan memperoleh pendidikan yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
peserta didik dengan mendayagunakan sumber yang tersedia secara optrimal.
Selain itu, juga merupakan suatu sistem yang sengaja dan sadar dirancang untuk
berbagai keperluan yang belum bisa terpenuhi oleh pendidikan regular. Kemudian
seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi yang terus maju
dapat memberikan dampak yang baik terhadap sistem pendidikan ini
sebagai suatu alternatif yang berpotensi dalam pembangunan pendidikan di era
globalisasi.
Maka sesuai dengan karakteristiknya sebagai pendidikan yang bertumpu pada
prinsip pendidikan sepanjang hayat, kebebasan, kemandirian, keluwesan,
keterkinian, kesesuaian, mobilitas dan efisiensi, merupakan sebuah kemudahan
bagi mereka peserta pendidikan terbuka dan jarak jauh untuk dapat memilih
program pendidikan yang diminatinya dan yang memberinya kesempatan untuk
mengembangkan potensi yang ada pada dirinya seoptimal mungkin. Sehingga kemajuan juga kemudahan yang dihadirkan pada sistem pendidikan
ini
dapat memberi manfaat dan pengetahuan yang sesuai dengan
harapan, serta agar pada akhirnya pendidikan tersebut dapat mempunyai daya guna
dan hasil guna yang tinggi.
Pembelajaran bukan hanya
menyampaikan informasi atau pengetahuan saja, melainkan mengkondisikan pembelajar
untuk belajar, karena tujuan utama pembelajaran adalah pembelajar itu belajar.
Keberhasilan pengajar memberikan pembelajaran yang efektif ditandai dengan
adanya proses belajar pada pembelajar. Keberhasilan proses pembelajaran
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan kehidupan masyarakat yang
berlangsung dari waktu ke waktu. Pembelajaran merupakan proses yang bukan hanya
proses pengungkapan ilmu pengetahuan saja, melainkan juga suatu proses
pencarian ilmu pengetahuan secara aktif atau proses perumusan ilmu pengetahuan.
Pembelajar membangun pengetahuannya sendiri melalui proses pembelajaran
tersebut. Pembelajaran hendaknya menempatkan pembelajar sebagai pusat
pembelajaran. Pembelajar terlibat secara aktif dalam proses berinteraksi dan
berkomunikasi dengan sesamanya dengan merefleksikan apa yang telah mereka
pelajari dalam setiap aktifitas belajar. Peran pengajar sebagai pemberi
kemudahan (fasilitator) sedangkan proses belajar dijalani sendiri oleh
pembelajar. Proses pembelajaran merupakan interaksi antara pengajar dengan
pembelajar. Proses tersebut bukan hanya melalui pemberian informasi dari
pengajar kepada pembelajar tanpa mengembangkan gagasan kreatif pembelajar,
melainkan melalui komuniksi timbal balik antara pengajar dengan pembelajar. Dalam
komunikasi timbal balik ini pembelajar diberi kesempatan untuk terlibat aktif
dalam belajar baik mental, intelektual, emosional, maupun fisik agar mampu
mencari dan menemukan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Kemampuan itu
diharapkan dapat membentuk pribadinya dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Sedangkan pengajar memberikan bimbingan dan mengkondisikan keadaan
atau lingkungan yang dapat mendorong pembelajar untuk belajar dan dapat
memperoleh pengalaman belajar sesuatu dengan tujuan membentuk kepribadiannya.
Interaksi dan komunikasi
dalam proses pembelajaran melibatkan faktor pengajar, pembelajar, dan materi
pembelajaran. Untuk mengembangkan dan meningkatkan kemampuan berinteraksi dan
berkomunikasi pembelajar antara lain dengan memberikan kesempatan kepada
pembelajar untuk mengkomunikasikan hasil belajarnya. Pengajar hendaknya
mengenali pembelajarnya dengan baik melalui interaksi dan komunikasi yang lebih
baik sehingga pembelajar dapat mengembangkan kemampuannya. Pembelajar mampu
mengembangkan rasa percaya pada diri sendiri. Dalam proses pembelajaran
terkadang pengajar mendominasi proses interaksi, namun
terkadang juga pembelajar yang mendominasi proses interaksi, sehingga
pembelajaran itu berpusat pada pembelajar yang memungkinkan pembelajar sendiri
yang merencanakan materi pembelajaran yang akan dipelajarinya. Sementara
pengajar lebih banyak membimbing dan mengarahkan. Proses pembelajaran merupakan
upaya mempertemukan dua faktor pengajar aktif dengan pembelar pasif, dan
pengajar pasif dengan pembelajar aktif, sehingga terjadi keseimbangan
keaktifan, baik di pihak pengajar maupun di pihak pembelajar. Sasaran
pembelajaran adalah terjadinya proses belajar pada diri pembelajar. Oleh karena
itu kegiatan pembelajar yang bersifat aktif dalam mempelajari materi
pembelajaran sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan. Namun aktifitas
pembelajaran itu harus diimbangi pula kegiatan aktifitas pengajar, yaitu
memberi bimbingan, dorongan, rangsangan dan arahan tentang bagaimana belajar
dan membantu pembelajar yang mengalami kesulitan belajar.
Pembelajaran seharusnya
berorientasi pada pembelajar sebagai individu yang memiliki potensi, kemampuan,
minat, motivasi, yang dapat digali dan dikembangkan melalui proses belajar.
Sumber belajar bukan hanya terpusat pada pengajar melainkan juga lingkungan (setting)
yang luas.
Pembelajaran berorientasi pada sumber belajar secara luas (broad
based learning) diantaranya
memanfaatkan instrumen teknologi sebagai media alat bantu pembelajaran (as
a tools) yang
mendukung pembelajaran untuk mempercepat dan memperluas pengetahuan dan
informasi pembelajar. Teknologi juga dianggap sebagai suatu disiplin ilmu yang
seharusnya dikuasai oleh pembelajar sebagai bekal dalam proses pembelajaran dan
kehidupannya. Untuk itu pengajar dapat mengintegrasikan teknologi dalam
perencanaan, pelaksanaan, pengembangan, dan evaluasi pembelajaran.
http://irfadiaryoflearn.blogspot.com/2011/11/hambatan-belajar-dalam-pendidikan-jarak.html (akses tanggal 9 Februari 2014)
http://sevannisa.blogspot.com/2012/11/sistem-pendidikan-terbuka-dan-jarak-jauh.html (di akses tanggal 9 Februari 2014)
http://mitra500.wordpress.com/2008/05/12/bab-1-seamolec-dan-pendidikan-jarak-jauh-pjj/ (akses tanggal 9 februaru 2014)
Hamzah B. Uno, 2007, Model
Pembelajaran Menciptakan Proses Belajar Mengajar Yang Kreatif Dan Efektif,
Jakarta: Bumi Aksara
Vandha, Pemanfaatan Teknologi
Pendidikan, diakses dari http:\\www.wordpress.com/2008/06/22.html
http://catatanyure.blogspot.com